Ninabobo
/1 /
Tidurlah, Lautku,
jenak ombak teduh badai
dengung angin setelah rinai.
Aku camar pencari ketam,
ingin terbang dari sarang ke lautan,
menyuruk ke tubuh gelombang.
/2 /
Tidurlah, Lautku,
jadi latu hilang bara
hitam arang tanpa nyala.
Aku jejak terik di pucuk waru
ingin berteduh pada bayangan,
O, betapa memabukkan cahaya!
/3 /
Jika kau tertidur, Lautku mimpimu
hanyut perahu
jala yang dibiarkan mengembang
dan menjaring ikan-ikan.
Jika kau tertidur, Lautku
malamku kalut kulit gaharu
dahan yang menguar heharuman
dan menahan sarang balam.
Kita tak saling mengenal,
bahkan tak akan mengekalkan.
/4 /
Pada suatu masa,
kau dan aku sama merasa
bagian dari semesta.
Maka, malam ini,
kita mencari makna jauh
ke dalam diri.
Mengasingkan yang akan kita cari,
dan yang telah kita sangka
sebagai lagu yang telah bermimpi.
Lagu Pantai
Irikah lidah ombak
pada lentik embun
di daun waru?
Bahagiakah
ketam yang basah
di ceruk karang?
Di pantai ini, kerinduan harum pasir.
Di pantai ini, kebekuan gagal berdesir.
Sebuah pulau memanggil.
Elang laut mengepak hal-hal yang tidak mungkin
terhubung dengan awan jauh.
Di cakrawala, cinta seperti rona senja
yang mampir. Sebentar lagi gelap, katamu.
Dan aku menurut pada rentang dekap dermaga.
Di mana perahu dan jukung seolah kanak yang manja.